Surat Cinta Kedua - Sebuah Puisi

PUISI : Surat Cinta yang Kedua - Bukan seperti orang kebanyakan. Aku sengaja membuatnya supaya mudah di kenang. Tepat pada hari kasih sayang itu di rayakan. Aku melukisnya dengan sebuah surat cinta bertabur kata luka. Berharap langit dan kalian sudi membacanya. Maka maafkan setiap kata yang luput dan miskin makna! *edisi curhat tapi takut salah dan di artikan berbeda 🙏

Surat Cinta Kedua

Bukankah aku pernah mengirim yang pertama

Itu sebabnya ini jadi yang kedua

Namun berakhir suka maupun duka

Dia akan tetap terbang bersama angin di langit Selasa

Jika dia telah tiba

Maka bersiaplah untuk membacanya!

Sembari menunggu senja di kota tercinta

Selagi laut masih nampak ceria

Sebelum puncak berhenti tertawa

Ingatlah, bahwa aku mengenang semuanya dalam dusta

Bahkan kau tak pernah memberiku cela untuk bertanya

Di setiap waktu bersua

Di setiap kabar yang menggema

Selalu ada namamu dalam cerita

Ya.. kau tak pernah sekalipun membiarkanku membuka kuncinya

Meski kau lebih dulu bahagia

Kau tetap ingin jadi pemiliknya

Apa itu bukan egois namanya?

Itukah yang kau sebut Cinta?

Tidak!

Aku bisa mengendalikannya

Semata-mata ini hanyalah kehendak Sang Pencipta

Permainan waktu dan skenario Nya saja

Sungguh!

Kau percaya bahwa aku bisa

Begitupun aku yakin kau pasti bahagia

Takdir lah juga penyebabnya

Karena aku pun tak pernah tahu

Kapan sebenarnya rupa si pemilik penawar luka

Datang menawarkan bahagia

*/Written on 14th February, 2017
"/And edited on 5th November, 2017  by Me (Heizyi)

Perpaduan rindu dan sepi mungkin alasan terlahir nya puisi ini. Meski tak seindah kata-kata romantis sang pujangga cinta, percayalah, seseorang (terutama wanita) cenderung menulis ketika dirinya sedang sedih maupun terluka 😊

Baca juga Celoteh Rasa saya yang lainnya : How Stop The Time